Saat ini, kita telah memasuki Otonomi Tahap Kedua dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Langkah ini menandai pergeseran besar dari paradigma awal yang selama ini membatasi kebebasan dan fleksibilitas lembaga pendidikan tinggi. Otonomi Perguruan Tinggi kini memberikan kewenangan lebih besar bagi universitas untuk mengelola sumber daya, merumuskan kebijakan internal dan berinovasi dalam berbagai aspek akademik maupun administratif. Perubahan ini tentu bukan tanpa tantangan. Salah satu instrumen yang sangat penting dalam fase Otonomi Tahap Kedua adalah Badan Layanan Umum (BLU). BLU bukan sekedar alat administratif, tetapi juga menjadi tolak ukur dalam menilai kualitas dan etos kerja sebuah institusi. BLU bertujuan untuk memberikan kebebasan dalam pengelolaan keuangan dan operasional, namun dengan tetap mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran secara transparan dan efisien.
BLU sebagai Instrumen Penilaian Etos Kerja
Dalam konteks Otonomi Tahap Keuda ini, BLU berfungsi untuk menilai kinerja Universitas dalam berbagai aspek, terutama dalam hal pelayanan, manajemen dan kinerja keuangan. Dengan sistem BLU, Universitas Cenderawasih sebagai lembaga pendidikan tinggi harus mampu menunjukkan kualitas dalam pengelolaan dana, pelayanan kepada mahasiswa dan prestasi akademik. Oleh karena itu, BLU tidak hanya menjadi alat pengukur, tetapi juga menjadi instrumen untuk menilai seberapa kuat etos kerja yang diterapkan di setiap unit kerja khususnya pada Universitas Cenderawasih.
Penerapan BLU mengharuskan Universitas Cenderawasih untuk bekerja lebih keras dan cerdas dalam mengelola sumber daya. Universitas tidak hanya dituntut untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan, tetapi juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam semua lini operasional. Ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh seluruh sivitas akademika Universitas Cenderawasih, mulai dari rektorat, tenaga pendidik (dosen) hingga tenaga kependidikan (pegawai/staf).
Meningkatkan Etos Kerja di Lingkungan Universitas Cenderawasih
Untuk dapat memenuhi tuntutan BLU, Universitas Cenderawasih harus mengembangkan budaya kerja yang lebih profesional dan berbasis pada hasil yang terukur. Etos kerja yang tinggi akan tercermin dalam kinerja yang optiman di setiap bidang, mulai dari pengelolaan akademik, penelitian hingga administrasi dan layanan kepada mahasiswa. Hal ini memerlukan kerja keras dan komitmen dari semua pihak di lingkungan Universitas Cenderawasih.
Selain itu, dalam menghadapi tantangan Otonomi Tahap Kedua, Universitas Cenderawasih harus memperkuat sistem akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya. Implementasi kebijakan yang lebih fleksibel dan desentralistik memungkinkan Universitas Cenderawasih untuk lebih mandiri, namun juga menuntut adanya pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada digunakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, peningkatan etos kerja di Universitas Cenderawasih menjadi kunci penting untuk meraih keberhasilan dalam fase otonomi ini.
Peran Semua Pihak
Keberhasilan Universitas Cenderawasih dalam mencapai tujuan otonomi ini bukan hanya tanggungjawab manajemen Universitas, tetapi juga melibatkan peran aktif dari seluruh komponen di dalamnya. Dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan perlu bersinergi untuk menciptaan lingkungan akademik yang lebih produktif dan inovatif. Semua pihak harus bekerja keras untuk menjaga kualitas pendidikan, mempercepat proses administratif, serta meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Universitas Cenderawasih harus siap untuk berubah, beradaptasi dan mengimplementasikan berbagai kebijakan yang mendukung tercapainya visi dan misi perguruan tinggi yang lebih baik. Dengan mengedepankan etos kerja yang kuat, transparansi dalam pengelolaan keuangan, serta semangat kolaborasi di antara sivitas akademia Universitas Cenderawasih dapat memanfaatkan Otonomi Tahap Kedua ini untuk menciptakan prestasi yang lebih gemilang dan memberikan kontribusi lebih besar bagi pembangunan bangsa.
Otonomi Tahap Kedua bukan hanya soal kebebasan yang lebih besar dalam pengelolaan perguruan tinggi, tetapi juga soal tanggung jawab yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan pengelolaan sumber daya. BLU sebagai instrumen penilai etos kerja mengingatkan kita bahwa untuk sukses, Universitas Cenderawasih perlu terus bekerja keras, meningkatkan kualitas etos kerja dan mengoptimalkan setiap potensi yang ada. Semua pihak di Universitas Cenderawasih harus bergerak bersama untuk mewujudkan tujuan tersebut dan berkontribusi dalam menciptakan lembaga pendidikan yang unggul, transparan dan akuntabel.
Dalam sesi kedua UNCEN Voice Club 2024 ini, timbul pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi dan dijawab oleh narasumber, yakni :
Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dimulai dari beberapa pakar di Universitas Cenderawasih, yang diantaranya :
Prof. Dr. Avelinus Lefaan, M.S. dalam sesi diskusi ini beliau mengatakan, dalam pertanyaannya “Saat ini kita sudah masuk dalam Otonomi Tahap Kedua. Artinya paradigma pertama telah ditinggalkan. BLU adalah sebuah instrumen untuk menilai etos kerja. Dengan BLU, perlu peningkatan etos kerja. Uncen harus bekerja keras”.
Prof. Julius Ary Mollet, SE., MT.Dev., MBA., Dip.LED., Ph.D sebagai panelis 3 menjawab atas pertanyaan tersebut dan terdapat beberapa poin penting yakni :
1. Kontribusi Universitas Cenderawasih di Tanah Papua
Universitas Cenderawasih telah memberikan kontribusi yang snagat besar terhadap perkembangan di Tanah Papua, baik dalam bidang pendidikan, sosial maupun ekonomi. Sebagai perguruan tinggi tertua di Papua, Universitas Cenderawasih telah menjaid pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang mendidik ribuan generasi muda Papua, membuka peluang mereka untuk berperan aktif dalam pemangunan daerahnya. Selain itu, Universitas Cenderawasih turut berperan dalam memajukan budaya dan kearifan lokal Papua melalui berbagai program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Banyak penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika Universitas Cenderawasih berkaitan dengan ptiensi sumber daya alam dan isu-isu sosial di Papua, yang kemudian dijadikan dasar untuk kebijakan pembangunan yang lebih berkelanjutan. Keberadaan Universitas Cenderawasih juga memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang menjadi kunci penting dalam menciptakan kesejahteraan di Papua. Melalui pendidikan tinggi yang berkualitas, Universitas Cenderawasih terus berkontribusi dalam memajukan Tanah Papua menuju masa depan lebih sejahtera seiring dengan program-program pemerintah dalam membangun Tanah Papua.
2. Input Universitas Cenderawasih khususnya pada anak-anak di daerah konflik
Tantangan besar yang dihadapi oleh Universitas Cenderawasih dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas berasal dari masalah fundamental pada sistem pendidikan di Papua, terutama di daerah-daerah konflik. Banyak anak-anak di wilayah tersebut yang terpaksa tidak bisa mengakses pendidikan formal dengan baik, tidak tersedianya sekolah yang memadai dan kekurangan guru yang berkualitas. Meskipun demikian, mereka tetap dipaksa untuk naik kelas meski tanpa pembelajaran yang optimal. Kondisi ini tentu saja menciptakan kesenjangan signifikan antara input yang diterima oleh Universitas Cenderawasih dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya di luar Papua, dimana akses pendidikan lebih terjamin dan fasilitas lebih lengkap. Akibatnya, Universitas Cenderawasih menghadapi tantangan tambahan dalam menyiapkan mahasiswa dengan latar belakang yang sangat berbeda membutuhkan pendekatan pendidikan yang lebih kontekstual dan adaptif untuk mengatasi ketimpangan ini.
3. Kehadiran Universitas Cenderawasih sebagai benteng terakhir NKRI
Hal ini tentunya menjadi salah satu benteng terakhir di wilayah timur Indonesia. Sebagai institusi pendidikan tinggi yang berada di tengah-tengah wilayah yang masih menghadapi tantangan sosial, ekonomi dan politik, Universitas Cenderawasih memegang peranan trategis dalam memperkuat rasa kebangsaan dan memperkokoh persatuan. Melalui pendidikan yang berkualitas, Universitas Cenderawasih mencetak generasi muda Papua yang tidak hanya cerdas secara akaemik, tetapi juga memiliki rasa cinta tanah air yang mendalam. Universitas Cenderawasih turut membentuk karakter dan wawasan kebangsaan mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang berperan aktif dalam menjaga keutuhan NKRI, serta menghadapi segala tantangan yang ada di Papua dengan semangat persatuan dan kesatuan. Sebagai garda depan dalam mencerdaskan kahidupan bangsa, Universitas Cenderwasih telah menjadi simbul penting dalam mempertahankan dan memperkuat eksistensi NKRI di Papua.
4. Kontribusi yang dilakukan di bidang pendidikan seperti Matrikulasi
Salah satu kontribusi signifikan yang dilakukan Universitas Cenderawasih di bidang pendidikan adalah program matrikulasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kesiapan akademik mahasiswa, terutama yang berasal dari daerah-daerah terpencil dan konflik. Program matrikulasi ini dirancang untuk membantu mahasiswa yang mungkin memiliki keterbatasan dalam kemampuan dasar akademik, seperti matematika, bahasa Indonesia dan keterampilan lainnya, agar dapat menyesuaikan diri dengan kurikulum perguruan tinggi. Dengan memberikan landasan pendidikan yang kokoh melalui matrikulasi, Universitas Cenderawasih memastikan bahwa mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dengan baik, mengurangi angka kegagalan dan mempersiapkan mereka untuk sukses dalam menempuh pendidikan tinggi. Program ini juga mencerminkan komitmen Universitas Cenderawasih dalam menciptakan kesetaraan pendidikan bagi seluruh mahasiswa, tanpa terkecuali di tengah tantangan geografis dan sosial yang ada di Papua.
5. Manfaatkan aset yang ada seperti kerjasama yang telah terjalin saat ini dengan PT. Freeport
Universitas Cenderawasih memiliki peluang besar untuk memanfaatkan aset yang ada di Papua, salah satunya adalah keberadaan PT. Freeport Indonesia, untuk mengambil ilmu dan pengetahuan yang dapat menguntungkan pembangunan daerah. Sebagai perusahaan tambah terbesar di dunia, PT. Freeport memiliki teknologi canggih, pengalaman industri dan sumber daya manusia yang sangat berkompeten. Universitas Cenderawasih melalui kerjasama yang terjalin ini dapat mengembangkan program-program pendidikan berbasis industri, seperti pelatihan keterampilan teknis, riset ilmiah dan magang yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Papua. Dengan memanfaatkan aset ini, Universitas Cenderawasih tidak hanya dapat meningkatkan kapasitas akademik mahasiswanya, tetapi juga berkontribusi dalam mencetak tenaga ahli yang siap berkompetisi di sektor industri dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Papua.
6. Dibutuhkan beberapa tim untuk masuk ke bidang perencanaan
Untuk memasuki bidang perencanaan yang efektif dan berkelanjutan, Universitas Cenderawasih perlu membentuk beberapa tim khusus antara 2 sampai 3 tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, seperti perencanaan wilayah, ekonomi dan sosial budaya. Tim yang dibentuk ini akan bekerja sama untuk merancang solusi yang komprehensif dalam menangani berbagai tantangan pembangunan di Papua, dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan lokal. Setiap tim akan berfokus pada aspek tertentu, seperti perencanaan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam atau penguatan kapasitas masyarakat dengan tujuan menciptakan rencana pembangunan yang inklusif, berbasis data dan berorientasi pada keberlanjutan. Dengan pendekatan multidisipliner ini, Universitas Cenderawasih dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam merumuskan kebijakan dan program pembangunan yang tepat untuk Tanah Papua.
Prof. Dr. Saharuddin Ita, M.Kes. beliau juga mengatakan dalam pertanyaannya “Disabilitas jarang disentuh dalam forum-forum tinggi. Bagaimana Uncen kedepan bertransformasi menjadi PT yang ramah terhadap disabilitas?”.
Dr. James Modouw, M.MT, sebagai panelis 1 menjawab atas pertanyaan tersebut dan terdapat juga beberapa poin penting :
1. 19 bidang inklusifitas sehingga diperlukan kajian inklusifitas apa yang lebih dominan
Dalam upaya menciptakan pembangunan yang lebih adil dan merata di Papua, terdapat 19 bidang inklusivitas yang perlu diperhatikan, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga hak-hak sosial dan budaya. Untuk itu, diperlukan kajian mendalam mengenai bidang inklusivitas mana yang lebih dominan dan mendesak untuk ditangani terlebih dahulu. Dengan mengidentifikasi prioritas ini, langkah-langkah strategis dapat diambil agar hasilnya lebih efektif dan tepat sasaran. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah melalui pembelajaran jarak jauh, yang memungkinkan akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat di daerah terpencil dan sulit dijangkau. Melalui metode ini, Uncen dapat memberikan pelatihan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menangani masalah inklusifitas, sambil mengurangi kesenjangan antara daerah dan memajukan pembangunan di Papua secara lebih inklusif.
2. Inklusifitas sosial: keterbelakangan sosial
Inklusifitas sosial di Papua masih menjadi tantangan besar, terutama terkait dengan keterbelakangan sosial yang menyebabkan sebagian masyarakat sulit untuk mengakses pembangunan dan pendidikan yang memadai. Ketidakmampuan dalam mengakses berbagai layanan dasar ini akan memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi, yang memerlukan perhatian khusus. Dalam hal ini, peran tenaga ahli atau kepakaran dari perguruan tinggi khususnya Universitas Cenderawasih sangat penting untuk melakukan identifikasi dan pemetaan masalah ini sacara lebih komprehensif. Melalui riset yang terstruktur, tenaga ahli dapat menggali data dan informasi yang akurat tentang faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keterbelakangan sosial, serta mengidentifikasi solusi yang tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan akses terhadap pendidikan, kesehatan dan pembangunan. Hasil riset ini dapat menjadi dasar dalam merancang kebijakan dan program yang lebih inklusif, sehingga masyarakat Papua dapat terlibat lebih aktif dalam proses pembangunan dan menikmati hasilnya secara merata.
3. Perguruan Tinggi perlu melakukan pembelajaran orang dewasa. Perlu juga dilakukan kerjasama operasional dengan lembaga-lembaga untuk meningkatkan standar kualitas
Untuk menghadapi tantangan pembangunan di Papua, perguruan tinggi seperti Universitas Cenderawasih perlu mengembangkan program pembelajaran khusus bagi orang dewasa, agar mereka dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk mendukung kemajuan daerah. Pembelajaran orang dewasa ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan mereka dalam dunia kerja, tetapi juga memperluan akses ke pendidikan yang lebih inklusif. Selain itu, untuk meningkatkan standar kualitas pendidikan dan pembelajaran, penting bagi Universitas Cenderawasih untuk menjalin kerjasama operasional non-pemerintah. Kerjasama ini akan memungkinkan pertukaran sumber daya, pengetahuan dan pengalaman serta menyediakan pelatihan-pelatihan yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan kolaborasi yang erat, kualitas pendidikan di Papua dapat terus ditingkatkan, sehingga mampu menghasilkan tenaga kerja yang berkompeten dan siap dalam menghadapi tantangan pembangunan di masa depan.
Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, M.S, beliau juga mengatakan dalam pertanyaannya bahwa “Tidak benar jika orang mengatakan Uncen punya input calon mahasiswa buruh dari segi asal SMA nya. Uncen bisa memproses apapun menjadi berkualitas. Sehingga sangat tergantung pada Manajemen Uncen dalam berproses. Bagaimana manajemen proses dapat diterapkan dalam BLU?”.
Prof. Dr. Nomensen ST. Mambraku, sebagai panelis 2 menyanggah bahwa :
1. Input Universitas Cenderawasih sangat bervariatif
Hal ini mencerminkan keberagaman latar belakang, kemampuan dan kebutuhan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Papua. Mahasiswa Universitas Cenderawasih datang dari berbagai suku, budaya dan kondisi sosial-ekonomi yang berbeda, termasuk daerah terpencil dan rawan konflik yang mempengaruhi kesiapan akademik mereka. Selain itu, terdapat perbedaan signifikan dalam hal akses terhadap pendidikan dasar, keterampilan teknis dan fasilitas belajar sebelum mereka memasuki perguruan tinggi. Keberagaman ini menuntut Universitas Cenderawasih untuk lebih fleksibel dalam pendekatan pendidikan dengan menyediakan program-program yang dapat mengakomodasi berbagai latar belakang seperti matrikulasi, pelatihan keterampilan dan metode pembelajaran yang lebih adaptif. Dengan memperhatikan variasi input ini, Universitas Cenderawasih dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan mampu menghasilkan lulusan yang siap berkontribusi dalam pembangunan Papua.
2. Perlu diterapkan 5P (Pembelajaran, Penilaian, Pengembangan Kurikulum, Pengembangan Profesi, Pemantauan dan Evaluasi)
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Universitas Cenderawasih dan cara mengatasi tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa, perlu di terapkan konsep 5P yang meliputi pembelajaran, penilaian, pengembangan kurikulum, pengembangan profesi serta pemantauan dan evaluasi. Pembelajaran yang berbasis pada kebutuhan lokal dan perkembangan global akan membantu mahasiswa mengakses ilmu yang relevan dengan kondisi nyata di Papua. Penilaian yang komprehensif dan objektif akan memastikan bahwa proses belajar berjalan dengan baik dan mendalam. Pengembangan kurikulum yang dinamis dan responsif terhadap perubahan zaman akan menjadikan Universitas Cenderawasih lebih adaptif dalam menyipakan tenaga kerja terampil. Pengembangan profesi melalui pelatihan dan sertifikasi juga penting untuk meningkatkan kompetensi dosen dan tenaga pengajar. Terakhir yakni pemantauan dan evaluasi yang terus menerus akan memastikan bahwa setiap aspek pendidikan dapat ditingkatkan secara berkelanjutan menciptakan sistem pendidikan yang lebih efektif dan berkualitas untuk memajukan Papua.
Terkait pertanyaan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, M.S. Panelis 4 yaitu Prof. Dr. Auldry F. Walukow, M.Si. dalam snaggahannya, beliau menyampaikan bahwa :
Dalam suatu sistem tertutup, hubungan antara input, proses da output sangatlah penting, yang dimana kualitas input yang baik akan berpengaruh pada kualitas proses dan pada akhirnya menghasilkan output yang optimal. Universitas Cenderawasih telah menerapkan prinsip ini dengan baik melalui sistem pendidikan yang terstruktur, dimana input yang yang masuk baik mahasiswa maupun dosen dikelola melalui proses pembelajaran yang berkualitas. Sebagai contoh, dosen-dosen Universitas Cenderawasih yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi terkemuka seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih IPK Cumlaude, hal ini menunjukkan bahwa Universitas Cenderawasih berhasil mencetak tenaga pendidik yang kompeten dan memiliki kualitas akademik yang tinggi. Keberhasilan dosen ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas akademik Universitas Cenderawasih, tetapi juga berdampak positif pada kualitas pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa, menghasilkan output yang lebih siap dan berkualitas untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Jika dilihat dari feedback, yang perlu di evaluasi dalam hal input :
1. Perlu matrikulasi (0 Sks), untuk penyamaan persepsi;
2. Pendidikan berpola asrama, yang dimana setiap jenjang pendidikan diasramakan;
3. Konsep sekolah sehari yang telah terjadi di Sorong, waktu sekolah yang dimulai pada pukul 07.00 – 16.00.
Hal-hal yang perlu dibenahi ialah :
1. Universitas Cenderawasih perlu membenahi kelembagaannya dengan memperkuat struktur dan tata kelola yang lebih efisien dan transparan. Pembenahan kelembagaan ini mencakup perbaikan dalam pengelolaan sumber daya manusia, peningkatan kualitas administrasi, serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung proses akademik dan non-akademik. Selain itu, penting untuk memperkuat koordinasi antar-fakultas dan unit-unit terkait, agar stiap program dan kebijakan yang diterapkan dapat berjalan dengan lebih terintegrasi dan berdampak positif pada kualitas pendidikan. Dengan mempercepat proses inovasi, serta memberikan layanan pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat di Tanah Papua.
2. Mendorong Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Universitas Cenderawasih perlu memperhatikan dalam pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia khususnya di Papua dan menjadi salah satu fokus utama dalam mendukung pembangunan daerah. Untuk itu, Universitas Cenderawasih berkomitmen unutk meningkatkan kapasitas akademik, keterampilan dan karakter mahasiswanya melalui pendidikan yang berkualitas dengan mengadakan program pelatihan dan pengembangan profesi. Dengan memperkuat kurikulum yang relevan, mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran serta memberikan kemudahan akses kepada mahasiswa untuk mengikuti program magang dan penelitian. Universitas Cenderawasih berupaya menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan siap untuk menghadapi tantangan global. Selain itu, melalui penguatan kolaborasi dengan industri dan lembaga lain, Universitas Cenderawasih juga mendukung pengembangan soft skills dan keterampilan praktis, agar lulusan dapat berkontribusi secara langsung dalam memajukan sektor-sektor penting di Papua, seperti kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ini adalah langkah strategis dalam menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi Tanah Papua.
3. Benahi Penelitian dan Publikasi dengan berkolaborasi antar Dosen
Untuk meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi di lingkungan Universitas Cenderawasih, penting untuk melakukan pembenahan dengan mendorong kolaborasi antar dosen dari berbagai disiplin ilmu. Kolaborasi ini tidak hanya akan memperkuat tim penelitian, tetapi juga membuka peluang untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih komprehensif dan inovatif. Dengan bekerjasama, dosen dapat saling berbagi pengeathuan, pengelaman dan sumber daya yang ada serta memangaatkan keahlian masing-masing dalam menyelesaikan isu-isu yang relevan dengan kebutuhan pembangunan di Papua. Selain itu, kolaborasi ini akan mempercepat proses publikasi di jurnal-jurnal internasional, meningkatkan visibilitas Universitas Cenderasih di kancah global dan memberikan dampak yang lebih besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan serta kebijakan yang berkaitan dengan daerah. Dengan langkah ini, Universitas Cenderawasih dapat menciptakan budaya penelitian yang lebih kuat dan berkelanjutan, serta berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan di Tanah Papua.
Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis Universitas Cenderawasih yang ke-62, Lomba pidato bertema […]
Perayaan Dies Natalis Universitas Cenderawasih tiba di acara puncak yang ditandai dengan Upacara […]
Jakarta, 13 November 2024 – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc., […]
Jakarta, 16 November 2024 – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc., […]
Kota Jayapura | Provinsi Papua | Provinsi Papua Barat | Provinsi Papua Tengah | Provinsi Papua Pegunungan | Provinsi Papua Selatan
Copyright © 2024 Program Pascasarjana – Universitas Cenderawasih. All Rights Reserved. Developed by Team UncenPress & PDIS