Pada hari yang bersejarah ini, Bapak Jonadap Watimena telah berhasil menyelesaikan ujian terbuka promosi doktor dengan disertasi yang sangat menarik dan relevan dengan kondisi budaya maritim Indonesia, yakni “Pelestarian Olahraga Perahu Dayung Tradisional Untuk Penguatan Budaya Maritim Suku Biak Kafdarun Raja Ampat”, mengangkat pentingnya melestarikan salah satu tradisi olahraga yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat maritim di Indonesia, khususnya di wilayah Raja Ampat, Papua Barat.
Dalam sidang ujian promosi ini, dipimpin dan dibuka langsung oleh Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, MS selaku Ketua Program Studi Doktor Ilmu Sosial, serta dihadapkan dengan tim pembimbing dan penguji yang diantaranya adalah Prof. Dr. Saharuddin Ita, M.Kes (Pembimbing Utama) Johs R. Mansoben, M.A., Ph.D (Pembimbing Pendamping), Dr. Agustina Ivonne Poli, M.Si (Pembimbing Pendamping), Prof. Dr. Fredrik Sokoy, S.Sos., M.Si (Penguji Utama), Prof. Dr. Tri Setyo Guntoro, M.Kes (Penguji I), Dr. Akhmad, M.Hum (Penguji II), Dr. Gherda K.I. Numbery, M.Hum (Penguji III), Dr. Ervina Indrayani, S.Si., M.Si (Penguji IV), dan Prof. Dr. Pawennari Hijjang, M.A. (Penguji Eksternal). Walaupun proses sidang promosi berlangsung dengan tantangan, bapak Jonadap mampu memberikan jawaban yang dapat meyakinkan terkait setiap pertanyaan yang diajukan oleh setiap dosen dengan lugas dan berlandaskan data serta teori yang kuat, menunjukkan keseriusan serta pemahaman yang mendalam terhadap masalah sosial yang diangkat dalam disertasinya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan modernisasi, banyak tradisi termasuk olahraga perahu dayung tradisional ini, teracnam punah. Oleh karena itu, Bapak Jonadap Watimena mengangkat topik ini sebagai fokus penelitiannya, dengan tujuan untuk mencari strategi pelestarian yang dapat memperkuat eksistensi olahraga tradisional tersebut sebagai bagian integral dari budaya maritim. Disertasi ini bertujuan untuk mendalami bagaimana pelestarian olahraga perahu dayung tradisional dapat berperan dalam memperkuat budaya maritim Suku Biak Kafdarun di Raja Ampat. Disertasi ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam usaha pelestarian dan memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan oleh pemerintah, komunitas lokal dan pemangku kepentingan lainnya. Penelitian ini juga melibatkan analisis sejarah dan budaya lokal untuk melihat hubunganantara olahraga perahu dayung dengan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Suku Biak Kafdarun.
Olahraga perahu dayung tradisional memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Suku Biak Kafdarun, selain menjadi bentuk hiburan dan kompetisi, olahraga ini juga mengandung nilai-nilai lokal yang mengajarkan tentang kerja sama, ketahanan fisik dan pemahaman terhadap alam laut. Namun, semakin sedikitnya generasi muda yang tertarik untuk melestarikan olahraga ini menjadi tantangan besar. Kurangnya fasilitas dan perhatian terhadap pengembangan olahraga tradisional, serta pengaruh budaya global yang lebih dominan, menjadi faktor yang mempercepat pengikisannya. Oleh karena itu, disertasi ini menekankan perlunya strategi pelestarian yang melibatkan semua pohak, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat lokal.
Pentingnya pelestarian olahraga dayung tradisional tidak hanya terbatas pada aspek olahraga semata, tetapi juga merupakan upaya untuk memperkuat budaya maritim Indonesia secara keseluruhan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki hubungan erat dengan laut dan trasisi maritim yang mendalam. Oleh karena itu, penguatan budaya maritim melalui pelestarian olahraga tradisional seperti perahu dayung menjadi bagian dari upaya menjaga keberagaman budaya yang ada di sertiap daerah pesisir. Dengan disertasi ini, bapak Jonadap Watimena telah memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman dan pelestarian budaya maritim Suku Biak Kafdarun serta membuka jalan bagi kebijakan yang lebih inklusif untuk melestarikan olahraga tradisional di kawasan Raja Ampat dan wilayah pesisir lainnya di Indonesia.
Ujian terbuka promosi doktor bapak Jonadap Watimena menandai pencapaian luar biasa dalam dunia akademik, khususnya dalam kajian budaya dan olahraga tradisional Indonesia. Disertasinya tentang pelestarian olahraga perahu dayung tradisional Suku Biak Kafdarun tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang tantangan yang dihadapi dalam menjadi tradisi tersebut, tetapi juga memberikan solusi konrekt untuk memperkuat budaya maritim Indonesia. Sebagai seorang doktor, bapak Jonadap telah menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Pada hari yang bersejarah ini, Bapak Jobadap Watimena telah berhasil menyelesaikan ujian terbuka promosi doktor dengan disertasi yang sangat menarik dan relevan dengan kondisi budaya maritim Indonesia, yakni “Pelestarian Olahraga Perahu Dayung Tradisional Untuk Penguatan Budaya Maritim Suku Biak Kafdarun Raja Ampat”, mengangkat pentingnya melestarikan salah satu tradisi olahraga yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat maritim di Indonesia, khususnya di wilayah Raja Ampat, Papua Barat.
Dalam sidang ujian promosi ini, dipimpin dan dibuka langsung oleh Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, MS selaku Ketua Program Studi Doktor Ilmu Sosial, serta dihadapkan dengan tim pembimbing dan penguji yang diantaranya adalah Prof. Dr. Saharuddin Ita, M.Kes (Pembimbing Utama) Johs R. Mansoben, M.A., Ph.D (Pembimbing Pendamping), Dr. Agustina Ivonne Poli, M.Si (Pembimbing Pendamping), Prof. Dr. Fredrik Sokoy, S.Sos., M.Si (Penguji Utama), Prof. Dr. Tri Setyo Guntoro, M.Kes (Penguji I), Dr. Akhmad, M.Hum (Penguji II), Dr. Gherda K.I. Numbery, M.Hum (Penguji III), Dr. Ervina Indrayani, S.Si., M.Si (Penguji IV), dan Prof. Dr. Pawennari Hijjang, M.A. (Penguji Eksternal). Walaupun proses sidang promosi berlangsung dengan tantangan, bapak Jonadap mampu memberikan jawaban yang dapat meyakinkan terkait setiap pertanyaan yang diajukan oleh setiap dosen dengan lugas dan berlandaskan data serta teori yang kuat, menunjukkan keseriusan serta pemahaman yang mendalam terhadap masalah sosial yang diangkat dalam disertasinya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan modernisasi, banyak tradisi termasuk olahraga perahu dayung tradisional ini, teracnam punah. Oleh karena itu, Bapak Jonadap Watimena mengangkat topik ini sebagai fokus penelitiannya, dengan tujuan untuk mencari strategi pelestarian yang dapat memperkuat eksistensi olahraga tradisional tersebut sebagai bagian integral dari budaya maritim. Disertasi ini bertujuan untuk mendalami bagaimana pelestarian olahraga perahu dayung tradisional dapat berperan dalam memperkuat budaya maritim Suku Biak Kafdarun di Raja Ampat. Disertasi ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam usaha pelestarian dan memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan oleh pemerintah, komunitas lokal dan pemangku kepentingan lainnya. Penelitian ini juga melibatkan analisis sejarah dan budaya lokal untuk melihat hubunganantara olahraga perahu dayung dengan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Suku Biak Kafdarun.
Olahraga perahu dayung tradisional memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Suku Biak Kafdarun, selain menjadi bentuk hiburan dan kompetisi, olahraga ini juga mengandung nilai-nilai lokal yang mengajarkan tentang kerja sama, ketahanan fisik dan pemahaman terhadap alam laut. Namun, semakin sedikitnya generasi muda yang tertarik untuk melestarikan olahraga ini menjadi tantangan besar. Kurangnya fasilitas dan perhatian terhadap pengembangan olahraga tradisional, serta pengaruh budaya global yang lebih dominan, menjadi faktor yang mempercepat pengikisannya. Oleh karena itu, disertasi ini menekankan perlunya strategi pelestarian yang melibatkan semua pohak, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat lokal.
Pentingnya pelestarian olahraga dayung tradisional tidak hanya terbatas pada aspek olahraga semata, tetapi juga merupakan upaya untuk memperkuat budaya maritim Indonesia secara keseluruhan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki hubungan erat dengan laut dan trasisi maritim yang mendalam. Oleh karena itu, penguatan budaya maritim melalui pelestarian olahraga tradisional seperti perahu dayung menjadi bagian dari upaya menjaga keberagaman budaya yang ada di sertiap daerah pesisir. Dengan disertasi ini, bapak Jonadap Watimena telah memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman dan pelestarian budaya maritim Suku Biak Kafdarun serta membuka jalan bagi kebijakan yang lebih inklusif untuk melestarikan olahraga tradisional di kawasan Raja Ampat dan wilayah pesisir lainnya di Indonesia.
Ujian terbuka promosi doktor bapak Jonadap Watimena menandai pencapaian luar biasa dalam dunia akademik, khususnya dalam kajian budaya dan olahraga tradisional Indonesia. Disertasinya tentang pelestarian olahraga perahu dayung tradisional Suku Biak Kafdarun tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang tantangan yang dihadapi dalam menjadi tradisi tersebut, tetapi juga memberikan solusi konrekt untuk memperkuat budaya maritim Indonesia. Sebagai seorang doktor, bapak Jonadap telah menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Kota Jayapura | Provinsi Papua | Provinsi Papua Barat | Provinsi Papua Tengah | Provinsi Papua Pegunungan | Provinsi Papua Selatan
Copyright © 2025 Program Pascasarjana – Universitas Cenderawasih. All Rights Reserved. Developed by Team UncenPress & PDIS